Contoh Pidato | Naskah Pidato | Teks Pidato | Tulis Pidato

Pidato Islami: Meneladani Rasulullah SAW

Alhamdulillah wa syukrulillah wa sholatu wa sallamu ‘ala rasulillah sayyidina wamaulana Muhammadin wa ‘ala alihi wa shahbihi wa mawwalah, amma ba’dah.

Yang terhormat ketua muhadharah

Yang terhormat pembawa acara

Para orator yang berbahagia


Hadirin dan hadirat yang saya cinta

Pada kesempatan kali ini saya ingin mengajak hadirin sekalian terutama pada diri saya sendiri untuk senantiasa bertakwa kepada Allah SWT dan senantiasa berusaha meningkatkan ketakwaan itu dengan melaksanakan perintah-perintah-Nya, menjauhi larangan-larangan-Nya serta menyukuri semua kenikmatan dan karunia yang diberikan kepada kita dengan menggunakan dan menyalurkannya pada jalan yang diridhai oleh-Nya. Dengan demikian, Semoga kita senantiasa mendapatkan keselamatan dan kebahagiaan dunia dan akhirat, amiin.

Saudara dan saudari sekalian yang berbahagia!

Saat ini kita telah memasuki bulan ke-3 tahun 14...H  bulan yang mulia, bulan yang banyak terjadi peristiwa bersejarah bagi umat Islam, yaitu bulan Rabi’ul Awal. Peristiwa yang terjadi pada bulan itu, antara lain adalah kelahiran Nabi Muhammad SAW., peristiwa hijrah dan juga peristiwa wafat beliau. Ketika peristiwa itu terjadi dalam bulan Rabi’ul Awal. Dengan demikian, sebaiknya peringatan pada bulan ini tidak dititik beratkan pada satu peristiwa saja, maulidyah misalnya, akan tetapi bersifat menyeluruh, untuk memetik pesan dan teladan dari perjalanan hidup Rasulullah SAW serta jihad perjuangannya dalam menegakkan agama Allah di muka bumi ini.

Memang kehadiran beliau dan diutusnya sebagai Rasul merupakan kenikmatan yang amat besar dan menjadi rahmat bagi seluruh alam. Dunia yang dulunya gelap kini terang dengan Cahaya Islam yang dibawanya. Kekufuran dan kemusyrikan berubah dengan ketauhidan ilahiyah. Kejahiliahan berganti dengan tatanan syariat Islam yang diridhai oleh Allah SWT. Perpecahan dan permusuhan bersalin dengan persatuan yang kuat dengan ukhuwah Islamiah. Keputusasaan dan kenistaan beralih menjadi kesemangatan dan kebahagiaan bagi dunia maupun akhirat. Syukurlah bagi kita yang mendapat petunjuk dan pertolongan Allah SWT. sehingga kita dapat percaya dan membenarkan ajaran yang dibawa beliau. 

Saudara-saudari sekalian yang berbahagia

Pada bulan Rabiul awal seperti ini, perlu sekali kita adakan suatu acara untuk memperingati peristiwa-peristiwa bersejarah seperti yang telah saya sampaikan, guna menggali kembali dan mempelajari nilai-nilai luhur yang terdapat dalam sejarah kehidupan Beliau juga jihad perjuangannya dalam menegakkan agama Allah. Peringatan semacam ini merupakan kesempatan yang baik dan besar manfaatnya. Suatu tradisi keagamaan yang sudah berabad-abad yang lalu diselenggarakan oleh umat Islam di seluruh dunia. Hanya saja, peringatan dan kebiasaan yang baik seperti ini jangan sekali-kali di nodai dengan kemaksiatan dan kemungkaran.

Peringatan semacam ini menjadi syiar Islam dan seharusnya diisi dengan kegiatan yang Islami, kegiatan yang yang sesuai dengan aturan syariat Islam, kegiatan yang diridhoi oleh Allah SWT. bukannya kemaksiatan dan kemungkaran yang menonjol seperti mabuk-mabukan, hura-hura atau bercampurnya lawan jenis yang jelas dilarang oleh agama. Hal yang demikian ini dapat menutup tujuan asalnya, penggalian kembali nilai-nilai luhur dalam sejarah kehidupan dan perjuangan beliau, juga manusia kan Islam dapat terhapus dan tidak berbekas sama sekali. Dan yang memprihatinkan,  disangkanya berbuat amal saleh, namun nilai kesalahannya tidak ada, atau kemaksiatan yang dibungkus dengan kemasan kebajikan.

Saudara dan saudari sekalian yang berbahagia!

Dalam menyelenggarakan suatu upacara atau acara peringatan hari-hari besar Islam khususnya, sebagaimana yang diadakan di mana-mana, hendaknya tidak hanya berupa apa perayaan biasa tanpa pesan dan kesan yang bermanfaat dalam pembangunan umat. Sebaliknya, kesempatan yang berharga itu dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya dan seefektif mungkin guna meningkatkan keimanan dan ketakwaan umat,  menyebarkan ajaran yang dibawa oleh Rasulullah SAW, sehingga masyarakat dapat mengetahui dan memahami ajaran yang sebenarnya, dan pada akhirnya mereka diharapkan dapat mengamalkannya serta meneladani peri kehidupan beliau. Sebab memang beliau lah sosok dan suri teladan yang patut dan wajib kita ikuti. Seperti tersebut dalam surah Al-Ahzab, ayat 21 :

“Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah itu suri teladan bagimu yang baik (yaitu)  orang yang mengharap (rahmat) Allah dan kedatangan hari akhir dan banyak mengingat Allah."  (QS. Al-Ahzab: 21).

Ayat di atas menjelaskan bahwa suri teladan yang baik bagi umat Islam adalah yang terdapat dalam diri Rasulullah SAW. Keteladanan beliau mencakup segala aspek kehidupan. Mulai dari dalam diri sendiri, dalam keluarga, dalam bertetangga, bahkan sampai berpolitik dan bernegara. Lebih-lebih dalam hubungan hamba kepada Tuhannya. Di ayat lain dijelaskan lagi dengan lebih tegas seperti tersebut dalam surah Ali Imran, ayat 31:

“Katakanlah: Jika kalian (benar-benar) mencintai Allah, maka ikutilah aku niscaya Allah akan mencintai dan mengampuni dosa-dosa kalian. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."  (QS. Ali Imran: 31).

Saudara dan saudari sekalian yang berbahagia!

Bagaimana agar kita dapat meneladani peri kehidupan Rasulullah? Tentu pertama kita harus tahu siirah beliau. Yaitu perjalanan hidup beliau sehari-hari dan perjuangannya dalam menyebarkan agama Islam. Hal ini dapat diketahui dengan membaca buku-buku atau kitab-kitab atau melalui pengajian-pengajian ceramah-ceramah agama. Pengetahuan tentang siirah Rasulullah dan tarikh Islam sangatlah penting bagi umat Islam, karena dari situlah nantinya keteladanan yang dapat kita ambil. 

Hubungan keteladanan yang baik ini, kita masih perlu prihatin dengan kondisi kita umat Islam sendiri. Lantaran masih banyak umat Islam yang miskin pengetahuan tentang siirah Nabi, sehingga keteladanan yang baik sulit kita dapatkan. Dan yang lebih memprihatinkan lagi  karena kurang adanya keteladanan yang baik dari tokoh-tokoh umat Islam sendiri, sehingga tidak sedikit diantara kita ada yang meniru dari keteladanan yang mestinya tidak pantas atau bahkan bertentangan dengan Islam. Terlebih pada era globalisasi seperti saat ini, apa yang terjadi di belahan bumi barat dapat kita lihat saat ini pula di belahan bumi bagian timur. Begitu cepatnya informasi tersebar di seluruh penjuru dunia jarak yang jauh bukan menjadi hambatan lagi untuk sampainya informasi. Dengan semakin majunya teknologi dan ilmu pengetahuan perubahan dunia pun sangat cepat. Sarana dan prasarana semakin mudah, namun kemudahan dan kemudahan yang terjadi tidak selalu berdampak positif. Sebab produk-produk teknologi bersifat netral, tergantung pada manusianya yang menggunakan produk tersebut.

Untuk mengimbangi perubahan dunia yang melaju dengan cepatnya, kita umat Islam perlu mengadakan pembenahan ke dalam, pembenahan dengan menggali dan merumuskan nilai-nilai Agama Islam serta mentransformasikan ketengah-tengah masyarakat dengan bijaksana. Di dalam sejarah Islam banyak sekali mutiara-mutiara yang apabila kita mampu dan mau menggali serta merumuskannya dengan baik, akan menjadi pengarah dan sekaligus merupakan materi pembangunan menuju perubahan ke arah masa depan yang lebih cemerlang dan Islami. Rasulullah SAW dan para sahabatnya telah membuktikan dengan berbekal ajaran Islam mampu merubah kawasan Mekkah dan sekitarnya dari era kegelapan dan kebodohan menjadi terang benderang penuh kedamaian kemajuan baik lahir maupun batin. Jadi jelaslah keteladanan pada perikehidupan Nabi dan para Ulama pewaris Nabi sangat perlu kita lakukan.

Demikian apa yang dapat saya sampaikan pada kesempatan yang baik ini, semoga bermanfaat. Ada kurang lebihnya saya minta maaf yang sebesar-besarnya. Akhirnya, wallahul muwaffiq ilaa aqwaamit thariq.

Oleh :
Drs. Moh. Syamsi Hasan
Drs. Moh. Amer Nasihin
Moh. Toha Munir, S.Hum

Labels: Pidato Keagamaan

Thanks for reading Pidato Islami: Meneladani Rasulullah SAW. Please share...!

0 Comment for "Pidato Islami: Meneladani Rasulullah SAW"

Back To Top