Contoh Pidato | Naskah Pidato | Teks Pidato | Tulis Pidato

Pidato Islami: Riya

Alhamdulillahi rabbil ‘alamin, arrahmanirrahim maliki yaumid din, wa shalatu wassalamu ‘ala asyrafil anbiya’i wal mursalin sayyidina wa maulana Muhammadin khatamin Nabiyyina wa imamil mursalin, wa ‘ala alihi thahiriina wa shahabatihi ajma’in, amma ba’du.

Yang terhormat pimpinan muhadharah

Yang terhormat para alim ulama

Dan saudara-saudaraku sekalian yang tercinta

Pidato+Islami+Riya

Dalam kesempatan yang berbahagia ini, tiada kata yang pantas untuk kita ucapkan, kecuali ucapan syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT. Karena dengan Hidayah dan Taufik-Nya kita bisa bertemu bersilaturahmi di tempat ini dalam keadaan sehat wal afiat tanpa ada suatu halangan apapun. Shalawat dan salam mudah-mudahan tetap atas junjungan kita Nabi yang agung, Muhammad SAW yang senantiasa kita harapkan syafaatnya nanti di hari kiamat.

Tidak lupa saya sampaikan banyak terima kasih kepada saudara pembawa acara, yang telah memberikan kesempatan kepada saya untuk berbicara di hadapan saudara-saudara sekalian dalam rangka ikut berpartisipasi dalam acara ini, untuk menyampaikan pidato dengan mengambil sebuah tema: “RIYA”.

Hadirin dan hadirat yang dirahmati Allah

Riya’ adalah suatu penyakit hati, yang biasa menjangkiti sebagian besar manusia, baik dalam beramal dan dalam perkataan, maka orang yang berbuat riya’ lahiriahnya berlawanan dengan yang ada di dalam hatinya. Hatinya rusak dan niatnya menjadi jelek, karena melakukan amal yang baik tanpa didasari dengan hati yang ikhlas. Secara lahiriyah ia beramal kebaikan, tetapi pada hakekatnya dia hanya beramal untuk dipertontonkan pada orang lain, biar dipuji orang dan sebagainya.

Dalam hal ini Islam memberi peringatan terhadap terjadinya penyakit hati (riya’). Allah berfirman:

"Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang salat, (yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya, (dan) orang-orang yang berbuat riya’, dan enggan (menolong dengan)  barang berguna. "  (QS. Al-Ma’un: 4-7).

Ayat tersebut memberikan peringatan keras kepada orang yang berbuat riya’, karena orang yang berbuat riya’ dalam beribadah akan celaka di akhirat nanti, bahkan Rasulullah SAW sangat mengkhawatirkan terhadap umatnya yang terjerumus dalam perbuatan riya’, sebagaimana sabda beliau:

“Nabi bersabda: ‘Sesuatu yang paling aku takuti atas umatku adalah Syirik kecil. "Maka ditanyakan kepada beliau: ‘Apakah Syirik kecil itu.’ Nabi menjawab:  ‘Riya’.”

Sahabat Ali Bin Abi Thalib ra memberikan keterangan tentang tanda-tanda orang yang berbuat riya’, sebagai berikut:

"Ali Bin Abi Thalib ra mengatakan bahwa tanda-tanda orang yang berbuat riya’ ada 3, yaitu malas beramal bila sendirian, giat beramal bila banyak orang, jika dipuji semakin giat beramal, dan amalnya berkurang jika di cela."

Pada suatu ketika sahabat Umar ra  melihat orang yang sedang menjalankan salat, dan dia sambil menundukkan lehernya maka Umar menegurnya: "Hai orang yang punya leher angkatlah lehermu, bukankah khusyu’ itu ada di leher tetapi khusyu’ itu ada dalam hati.

Dari penjelasan sahabat Umar ra ini bisa dipahami bahwa, khusyu’ itu tidak akan harus ditampakkan pada sikap ketika beramal, apalagi dibuat-buat biar dilihat orang, Dan inilah barangkali banyak orang melakukannya, tidak hanya Amalan Salat saja, tetapi amalan yang lainnya sering terjadi melanda umat Islam yang kurang memahami tujuan ibadah. Karena itu Rasulullah SAW sangat khawatir terhadap perilaku semacam ini, jika melanda umatnya, karena menjadikan amalnya tidak diterima oleh Allah.

Dari uraian yang sangat singkat ini, kiranya kita bisa mengambil kesimpulan, bahwa perbuatan riya’ adalah sesuatu amalan yang dapat merusak amal baik kita, bahkan dengan berbuat riya’, kita sudah memasuki wilayah Syirik walaupun kategori kecil, dan ini sesuatu yang paling ditakuti oleh Rasulullah jika menimpa umatnya. Mari kita berdo’a minta pertolongan kepada Allah, mudah-mudahan hati kita selalu ikhlas dalam beramal, sehingga kita di terbebas dari sifat riya’. Sesungguhnya Allah Maha Mulia lagi Maha Pemberi.

Inilah Apa yang dapat saya sampaikan lewat pidato ini, ada kurang lebihnya saya sebagai manusia biasa mohon maaf yang sebanyak-banyaknya. Akhirnya, Billahitaufiq walhidayah  Waridha wal ‘inayah,Wassalamu ‘alaikum wr. wb.

Oleh :
Drs. Moh. Syamsi Hasan
Drs. Moh. Amer Nasihin
Moh. Toha Munir, S.Hum

Labels: Pidato Keagamaan

Thanks for reading Pidato Islami: Riya. Please share...!

0 Comment for "Pidato Islami: Riya"

btp