Alhamdulillahil wahidil ahad, aladzi lam yalid wa lam yuulad wa lam yakullahu kufuwwan ahad, ahmaduhu subhanahu wata’ala wa asykuruhu, allahumma sholli wa sallim wa barik ‘ala sayyidina Muhammad wa ‘ala alihi wa ash habihi wa man tabi’ahum ila yaumil qiyamah, amma ba’du.
Yang terhormat ketua muhadharah
Yang terhormat para pembicara
Saudara-saudara sekalian yang saya cintai
Kita bersyukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan nikmat-Nya yang begitu banyak kepada kita, sehingga pada saat ini kita bisa mengadakan pertemuan di tempat yang berkah ini.
Kedua kalinya saya sampaikan banyak terima kasih kepada pembawa acara yang telah memberikan kesempatan yang berharga ini kepada saya untuk berbicara di hadapan saudara-saudara sekalian.
Saudara dan saudari sekalian yang berbahagia
Saya berdiri disini akan menyampaikan pidato dengan sebuah tema yaitu: “Kematian”.
Ingatlah saudara-saudara apa yang telah di firmankan oleh Allah SWT dalam kitab suci Al-Quran Surat Al An'am ayat 32:
“Dan tidaklah kehidupan dunia ini, selain dari main-main dan senda gurau belaka. Dan sungguh Kampung akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang bertakwa." (QS. Al An’am: 32).
Ketika kita memperhatikan realitas kehidupan di sekitar kita, tentu kita akan menemukan berbagai macam perkara, di antaranya adalah kenikmatan dan kesenangan duniawi, yang hanya bersifat sementara dan senda gurau belaka, yang banyak mengakibatkan seseorang lalai akan Tuhan Yang Maha Agung. Mereka hanyut dalam kesenangan dunia yang semu sementara mereka lupa akan Tuhannya, karena mereka hanya berlomba dalam hal keindahan dunia saja. Untuk mencapai apa yang dikehendaki, mereka tidak memperdulikan antara yang hak dan yang batil, antara halal dan haram. Mereka melupakan kematian yang pasti akan terjadi, mereka terus menerus melakukan kerusakan, tanpa mau berpikir terhadap sesuatu yang pasti akan datang yang terus mengintainya dan hendak menjemputnya, yaitu kematian.
Hadirin dan hadirat yang berbahagia
Banyak Orang beranggapan, bahwa ia akan hidup terus, dan dapat menikmati kenikmatan dunia selamanya. Padahal sesungguhnya kematian, tidak akan melalaikan manusia, walaupun seseorang memiliki harta yang melimpah, bangunan yang kokoh dan megah. Itu semua hanyalah sebagai ujian bagi mereka.
Sang pencipta alam ini memberikan gambaran dalam Al-Qur’an:
“Bahwa hartamu dan anak-anakmu itu hanyalah sebagai cobaan, dan sesungguhnya di sisi Allah lah pahala yang besar." (QS. Al-Anfal: 28).
Disamping itu, setiap orang pasti akan merasakan kematian yang mana akan mengakhiri semua urusan duniawi, dan pekerjaan rutinitas setiap hari. Kematian akan mendatangi setiap orang tanpa memberitahu sebelumnya. Kematian adalah ibarat sebuah gelas yang berisi minuman, yang setiap orang pasti akan meneguknya. Seorang penyair berkata:
“Siapa saja yang akan mati waktu mudanya pasti mati masa tuanya. Kematian adalah ibarat gelas dan setiap orang merasakannya."
Dari sini hendaklah kita memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya untuk memperbanyak amal sholeh sebelum ajal datang menjemput, dan minta ampunlah kepada Allah SWT dari segala dosa yang kita lakukan. Bukankah kematian datang tanpa memberitahu? Sungguh, wahai saudaraku, bahwa setiap manusia ketika datang kematian tidak ada tempat untuk berlari, untuk menghindar dan bersembunyi. Allah SWT berfirman:
“Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh." (QS. An-Nisa’: 78).
Karena itu saudara-saudari sekalian, bahwa apa saja yang kita perbuat, kita adalah lemah, tidak ada daya dan tidak ada kekuatan dari manapun yang bisa mencegah datangnya kematian. Allah SWT telah menetapkannya bagi kita semua, kita tidak bisa berbuat apa-apa, kecuali hanya pasrah kepada Allah SWT ketika datang kematian dan minta pertolongan kepada-Nya dari segala siksa yang menimpa kita di alam kubur.
Orang yang disiksa di dalam kubur adalah orang yang sewaktu hidupnya hanya dihiasi dengan dosa dan permusuhan, tidak menghiasi hidupnya dengan mengamalkan nilai-nilai yang terkandung dalam Al-Qur’an.
Saudara dan saudari sekalian yang dirahmati Allah
Kiranya Cukup sekian saja apa yang dapat saya sampaikan di hadapan saudara-saudara sekalian, mudah-mudahan dapat diambil manfaatnya dan menjadi ilmu yang bermanfaat. Terakhir, mohon maaf atas segala yang kekilapan dan kesalahan saya.
Wassalamu ‘alaikum wr. wb.
Oleh :
Drs. Moh. Syamsi Hasan
Drs. Moh. Amer Nasihin
Moh. Toha Munir S.Hum
Labels:
Pidato Keagamaan
Thanks for reading Pidato Islami: Kematian. Please share...!
0 Comment for "Pidato Islami: Kematian"